Kamis, 20 Januari 2011

EKSPEDISI INDO RANNUANG

Setelah sukses dalam Ekspedisi Limbong Kamandang di Desa Kurra, Kecamatan Tapango pada tanggal 16 Desember 2010 saya kembali menantang teman-teman di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar untuk melakukan ekspedisi selanjutnya. Kali ini saya menetapkan target yakni Air terjun Indo Rannuang yang terletak di Desa Kunyi Kecamatan Areapi.
Setelah target ditentukan, kamipun mulai mengumpulkan informasi tentang kondisi Objek daya tarik Wisata ini. Beberapa informasi yang berhasil dihimpun tersebut kemudian diantisipasi dengan menyiapkan keperlua-keperluan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi dan masalah yang mungkin terjadi dalam ekspedisi kali ini.
Saya mencoba menghubungi Kepala Desa Kunyi via Telepon Celluler yang kemudian disambut baik. Dalam pikiran saya respon Kepala desa ini sudah lebih dari cukup untuk melakukan ekspedisi yang dijadwalkan akan kami lakukan pada hari Sabtu, 25 Desember 2010.
Ketika gagasan ini saya sampaikan kepada seluruh Staf Disbudpar Polewali Mandar, sontak disambut dengan semangat yang luar biasa. Tak ketinggalan saya membujuk istri saya untuk bisa menyertai petualangan ini.
Tepat pukul 09.00 Sabtu 25 Desember 2010 rombongan yang terdiri dari 23 orang bergerak meninggalkan Kantor Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Polewali Mandar. Beberapa di antara anggota Tim tak kuasa menyembunyikan kegembiraan dan semangatnya. Tak sedikitpun tergambar tentang kemungkinan masalah yang bisa saja terjadi dalam ekspedisi kali ini.
Dengan mobil Dinas yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan, saya terus menyemangati beberapa orang anggota Tim yang nyalinya sudah mulai ciut, menyaksikan jalan berkelok dan cukup licin yang salah satu sisinya terdapat jurang terjal. Meskipun demikian dari ketinggian pegunungan saya mulai menikmati keindahan kota Polewali yang nampak dari jauh. Tiba roda belakang sebelah kanan mobil yang saya kendarai kempis. Kurang lebih 15 menit anggota tim dengan sigap mengganti roda mobil dan perjalananpun dilanjutkan dengan memutar arah, karena menurut informasi dari penduduk setempat ada jalan yang jaraknya lebih dekat, meskipun harus ditempuh dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer.
Perjalanan pun selanjutnya ditempuh dengan berjalan kaki. Beberapa di antara anggota tim bernyanyi sambil berjalan diantara pepohonan kakao. Di beberapa tempat saya menemukan rotan yang baru saja diambil dari hutan sekitar lokasi tersebut.
Ketika jalan mulai menanjak, beberapa orang mulai kendor semangatnya terutama perempuan, termasuk istri saya. Sebagai ketua Tim saya terus berupaya menyemangati mereka dengan  semangat untuk terus berusaha mencapai tujuan. Bahwa perjuangan itu sangat ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di depan mata. Tapi kondisi jalan setapak yang semakin menanjak, membuat beberapa anggota tim mulai frustasi. Akhirnya dua orang anggota Tim tak dapat meneruskan perjalan dan memilih kembali ke pos tempat kami beristirahat pertama kali.
Dengan sisa-sisa semangat yang kami miliki, akhirnya kami tiba di lokasi Air Terjun (Curug) Indo Rannuang yang cukup menawan hati. Menurut penjelasan Kepala Desa Kunyi yang mendampingi ekspedisi ini bahwa Air terjun ini terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari ketinggian sekitar 100 meter hingga 40 meter. Saya hanya bisa memandangi anggota tim yang segera hanyut dalam kemanjaan alam yang eksotis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Komentar