Selasa, 22 Maret 2011

KOMPLEKS MAKAM TUAN LANGARANG


Situs ini berada di desa Samsundu, Kecamatan Limboro , Kabupaten Polman, berjarak sekitar 3 km dari ibukota kecamatan Tinambung Letak situs dari jalan desa sudah diaspal berjarak sekitar 150 meter kearah selatan harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak pemukiman, sebelah barat dengan kebun pisang, sebelah selatan dan timur dengan kebun pisang dan kelapa, pada ketinggian sekitar 40 meter dari permukaan laut. Keseluruhan makam di situs itu, berjumlah 4 buah dengan rincian 3 besar, dan 1 ukuran kecil berada dalam sebuah rumah atau cungkup dengan dinding tembok dan atap seng. Kondisi fisik sebenarnya cukup terawat karena oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar telah menempatkan seorang juru pelihara ( PNS ) namun karena ulah sekelompok oknum yang mengaku keluarga tokoh yang dimakamkan memberikan cat perak seluruh komponen makam sehingga nampak makam tidak asli. Tokoh utama yang dimakamkan adalah tuan Lamgngarang, beliau selain seorang putra bangsawan yang sangat berjiwa social dikenal pula sebagai muballig atau penganjur agama Islam didaerah  Mandar yang memiliki sejumlah kesaktian. Menurut informasi, konon sewaktu akan melaksanakan ibadah haji ke tanah suci kendaraan yang ditumpangi bukanlah kapal atau perahu malainkan laopi – lopi  kelapa ( anjoro ) di samping kesaktian lainnya dapat mendatangkan hujan lewat doanyan sehingga beliau juga dianggap seorang wali Allah.

Makam lainnya adalah makam Puang di Pangale, Puang ri Camba, dan makam anaknya Puang di Pangale. Menilik bentuk bangunan makam khususnya jirat atau kijing makam Nampak dibuat dengan cara memahat sedemikian rupa sebuah batu monolit ( peti batu ) yang akhirnya terbentuk sebuah bangunan berundak lengkap dengan gunungan yang terletak pada kaki da kepala jirat dan di atas atau di tengah jirat ditancapkan nisan bentuk gada bermahkota  maupun Nisan pipih menyerupai trisula.
Nisan bentuk gada bermahkota adalah nisan yang bentuk dasarnya bulat ( bundar ) dan pada bagian kepala di bentuk sedemikian rupa menyerupai mahkota ataupun kopiah sedang bagian dasarnya dipahat membentuk bidang – bidang. Nisan bentuk pipih adalah nisan yang bentuk dasarnya tipis dan pada puncak dibuat meruncing menyerupai mata tombak.

Hal yang menarik dari bagian – bagian makam di kompleks ini adalah bahwa bangunan makam seakan – akan tidak langsung di lokasi tersebut namun dibuat ditempat lain kemudian dipindahkan ketempatnya yang sekarang. Asumsi ini didasarkan pada kedudukan jirat atau kijing makam yang tidak menyatu dengan tanah disekelilingnya bahkan dasarnya ditopang sejumlah batu karang. Bahkan bahan baku pembuatan makam seluruhnya dari batu karang. Pola hias yang mendominasi jirat dan nia\san adalah pola hias sulu – suluran floraistis dan geometris dalam bentuk pilin ganda, dibuat dengan menggores ( incise ). Inskripsi sebagai salah satu dasar yang dapat memberikan petunjuk dalam mengungkap identitas yang dimakamkan tidak ditemukan sama sekali.
Ukuran makam sebagai berikut :
Ø  Makam yang besar, berukuran :        
Tinggi = 95 cm
Lebar = 57 cm
Panjang = 120 cm
Ø  Makam yang sedang, berukuran :   
Tinggi = 137 cm
Lebar = 71 cm
Panjang = 95 cm
Ø  Makam yang kecil, berukuran  :         
Tinggi = 121 cm
Lebar = 56 cm
Panjang = 72 cm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon Komentar