Kompleks makam ini telah dipagar, dan untuk merawat serta memelihara kompleks makam ini telah ditempatkan juru pelihara ( honor ) dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar.
Status kepemilikan tanah oleh keluarga Maraddia (H. A. Manda ). Jumlah makam dikompleks ini sekitar 95 buah dan telah dipugar oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar. Dari sejumlah makam yang ada hanya beberapa buah yang diketahui identitasnya yaitu :
1. Makam Puang Tuppu, beliau termasuk salah seorang pemangku adat di kerajaan Balanipa, makamnya terletak disebelah barat kompleks.
2. Pamassei, tokoh ini yang paling utama dalam kompleks makam ini, makamnya terletak persis di depan pintu gerbang kompleks makam dan berada dalam sebuah cungkup dengan dinding terali besi. Makamnya telah mengalami pemugaran khusus jiratnya telah diberi tegel keramik. Beliau merupakan anak raja Tokape ( Jaka Talluna Balanipa ) yang turut memperkuat dan melanjutkan perjuangan Maraddia Tokape di bawah pimpinan Ammana I Wewang di dalam melawan penjajah Kolonial Belanda dan sangat gigih berjuang mempersatukan kerajaan – kerajaan Mandar dan mengakhiri perang saudara yang sering terjadi.
Orientasi bangunan /jirat makam mengarah utara – selatan sehingga dikategorikan sebagai makam Islam. Adapun ukuran makam bervariasi ada yang besar, sedang dan kecil. Dibawah ini ukuran masing – masing sampel.
Bangunan / jirat makam yang besar berjumlah 21 buah, berukuran :
- Panjang : 364 cm
- Lebar : 223 cm
- Tinggi : 60 cm
Yang berukuran sedang sebanyak 40 buah, berukuran
- :Panjang : 45 cm
- Lebar : 62 cm
- Tinggi : 80 cm
Yang berukuran kecil sebanyak 34 buah, berukuran :
- Panjang : 36 cm
- Lebar : 21 cm
- Tinggi : 20 cm
Teknik pembuatan bangunan makam ada 2 yaitu :
1. Dengan system papan batu yang dihubungkan satu dengan yangn lain diikat dengan pen membentuk bangunan berundak 2 sampai dengan 4.
2. Dengan mempergunakan batu monolit ( peti batu ) dimana yang dikerjakan dan dipahat lebih lanjut hanya bagian atas jirat berupa pembuatan lubang untuk tempat nisan ditancapkan.
Nisan sebagai salah satu komponen makam yang selalu hadir memperlihatkan beberapa tipe yaitu tipe hulu keris, gada bermahkota, pipih menyerupai trisula atau mata tombak dan nsan tidak beraturan.
Khusus untuk nisan hulu keris dan gada, nampaknya selalu ditempatkan berpasangan pada setiap makam. Unsur lain yang melengkapi makam adalah gunungan yang selalu dipasang pada bagian kaki dan kepala makam namun penempatan gunungan ini biasanya pada bangunan atau jirat yang berundak .
Ragam hias yang ditampilkan di kompleks makam ini sangat bervariasi berupa hiasan florastis dalam bentuk sulur – suluran dan terdapat dalam bentuk pilin dan cakra. Selain ragam hias terdapat pula inskripsi yang menghiasi bidang – bidang nisan bentuk gada bermahkota dan jirat. Kalimat tauhid yang biasa terdapat pada inskripsi adalah Allah dan La ilaha illallah disamping tahun hijriah.
Ragam hias dan inskripsi tersebut dibuat dengan cara memahat atau mengukir batu makam sehingga tercipta ornament – ornament timbul. Secara keseluruhan bahan bangunan makam, baik jirat, kijing, nisan maupun gunungan terbuat karang.